Minggu, April 12, 2009

Filsafat Ilmu bagian 1

Mendengar kata ‘filsafat’, mungkin akan sedikit membuat bulu kuduk kita merinding. Apalagi bagi teman-teman mahasiswa yang tidak mengambil jurusan ilmu sosial. Tapi, disinilah keunikan filsafat bagi teman-teman mahasiswa non ilmu sosial. Dengan mempelajari filsafat, otak kita diajak untuk berfikir mana yang logis dan yang bukan, mana yang merupakan mitos-mitos dan yang bukan. Dengan filsafat, kita diajak untuk mengetahui apa yang menjadi hakekat. Meskipun kita sendiri tidak tahu apa itu hakekat. Karena sebenar-benarnya hakekat ada hakekat dibalik hakekat lain. Ada hakekat 1 dibalik hakekat, ada hakekat 2 dibalik hakekat 1, ada hakekat 3 dibalik hakekat 2, begitu seterusnya. Sangat membingungnya. (Karena saya juga bingung)

Namun, dalam hal ini saya tidak ingin membuat teman-teman bingung. Saya hanya akan mengemukakan apa itu filsafat.

  • Pengertian Filsafat

Secara etimologi, kata filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia. Philosophia itu sendiri terdiri dari dua kata yaitu kata philein yang berarti cinta (love) dan sophia yang berati kebijaksanaan (wisdom). Sehingga, secara etimologi kata filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya.

Sedangkan secara terminologi, filsafat diuraikan dalam definisi yang berbeda-beda oleh beberapa ahli filsuf. Berikut sebagian penyataan beberapa filsuf tentang filsafat:

  1. Plato menyebutkan bahwa filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.

  2. Aristoteles mengemukakan bahwa filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat keindahan).

  3. Al Farabi mengemukakan bahwa filsafat adalah imu (pengetahuan) tentang alam maujud bagaimana hakekat yang sebenanya.

  4. Rene Decartes mengemukakan bahwa filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan di mana Tuhan, alam, dan manusia menjadi pokok penyelidikan.

  5. Immanuel Kant mengemukakan bahwa filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang menjadi pokok pangkal dari segala pengetahuan, yang di dalamnya tercakup masalah epistomologi (filsafat pengetahuan) yang menjawab persolaan yang dapat kita ketahui.

  6. N.Driyarkara mengemukakan bahwa filsafat adalah permenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab-sebab “ada” dan “berbuat” permenungan tentang kenyataan (reality) yang sedalam-dalamnya, sampai ke “mengapa” yang penghabisan.

Dalam Wikipedia dijelaskan bahwa filsafat merupakan sebuah problem filsafi pula. Namun dapat dikatakan bahwa filsafat adalah studi yang mempelajari keseluruhan fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis.

Masih banyak lagi, pengertian-pengertian filsafat yang mungkin jika saya tuliskan di sini akan membuat anda merasa semakin bingung dengan filsafat. Namun, dari beberapa pengertian di atas sedikit saya menyimpulkan bahwa filsafat itu adalah suatu ilmu pengetahuan yang berpusat pada olah pikir manusia untuk mendapatkan sesuatu yang benar-benar ingin ia ketahui dalam batas kemampuan manusia. Karena manusia sendiri mempunyai banyak keterbatasan, sehingga tidak semua yang ada di muka bumi ini manusia ketahui. Karena berfikir secara filsafat adalah bagaimana kita mampu mengartikannya sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya.

  • Ciri-ciri filsafat

Menurut Drs.Suyadi MP dan Drs.Sri Suprapto Wirodiningrat, filsafat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Menyeluruh

Pemikiran yang luas karena tidak membatasi diri dan bukan hanya ditinjau dari satu sudut pandangan tertentu. Pemikiran kefilsafatan ingin mengetahui hubungan antara ilmu yang satu dengan ilmu-ilmu yang lain, hubungan ilmu dengan moral, seni dan tujuan hidup.

  1. Mendasar

Pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental atau esensial obyek yang dipelajarinyna sehingga dapat dijadikan dasar berpijak bagi segenap nilai dan keilmuan. Sehingga tembus sampai kedalam-dalamnya.

  1. Spekulatif

Hasil pemikiran yang didapat dijadikan ndasar bagi pemikiran selanjutnya. Hasil pemikirannya selalu dimaksudkan sebagai dasar menjelajahi wilayah pengetahuan yang baru.

Sedangkan menurut Ali Mudhofir, ciri-ciri berfikir fillsafat adalah sebagai berikut:

  1. Radikal.

Radikal berasal dari bahasa Yunani yaitu radix yang berarti akar. Berfikir secara radikal berarti berfikir samapi ke akar-akarnya, pada hakikat, esensi atau sampai kepada substansi yang difikirkan. Manusia yang berfilsafat dengan akalnya berusaha untuk dapat menangkap pengertian hakiki.

  1. Universal.

Berfiikir secara universal berarti berfikir tentangn hal-hal serta proses-proses yang bersifat umum, dalam arti tidak memikirkan hal-hal yang parsial. Dengan jalan penjajakan yang radikal, filsafat berusaha untuk sampai pada berbagai kesimpulan yang universal.

  1. Konseptual

Konsep adalah hasil dari generalisasi pengalaman tentang hal-hal serta proses-proses individual. Sehingga dapat berfikir secara kefilsafatan melampaui batas pengalaman hidup sehari-hari.

  1. Koheren dan Konsisten.

Koheren yaitu sesuai dengan kaidah-kaidah berfikir (logis). Konsisten yaitu tidak mengandung kontradiksi.

  1. Sistematik.

Sistematik adalah kebulatan dari sejumlah unsur yang saling berhubungan satu sama lain menurut tata pengaturan untuk mencapai suatu maksud atau perasanan tertentu.

  1. Komprehensif.

Komprehensif adalah mencakup secara menyeluruh. Berfikir secara kesilfatan berusaha untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan.

  1. Bebas.

Sampai batas-batas yang luas maka setiap filsafat boleh dikatakan merupakan suatu pemikiran yang bebas. Bebas dari berbagai prasangka sosial, historis, kultural ataupun religius.

  1. Pemikiran yang bertanggung jawab.

Seseorang yang berfilsafat adalah orang yang berfikir sambil bertanggung jawab. Pertanggungjawaban yang pertama adalah terhadap hati nuraninya sendiri. Selanjutnya adalah bagaimana ia dapat merumuskan berbagai pemikirannya agar dapat dikomunikasikan kepada orang lain.

  • Cabang-cabang Filsafat

Secara global, filsafat mempunyai 5 cabang, yaitu:

  1. Logika

Logika merupakan cabang filsafat yang menyelidiki lurus tidaknya pemikiran kita. Lapangan dalam logika adalah asas-asas yang menentukan pemikiran lurus, tepat, dan sehat. Dengan mempelajari logika, diharapkan dapat menerapkan asas bernalar sehingga dapat menarik kesimpulan dengan tepat.

  1. Epistemologi

Epistemologi merupakan bagian filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas-batas, sifat-sifat, metode dan kesahihan pengetahuan. Dengan mempelajari epitemologi dan filsafat ilmu diharapkan dapat membedakan antara pengetahuan dan ilmu serta mengetahui dan menggunakan metode yang tepat dalam memperoleh suatu ilmu serta mengetahui kebenaran suatu ilmu itu ditinjau dari isinya.

  1. Etika

Etika merupakan cabang filsafat yang membicaran tingkah laku atau perbuatan manusia dalam hubungannya dengan baik-buruknya. Dengan belajar etika ini diharapkan dapat membedakan istilah yang sering muncul seperti etika, norma, dan moral. Selain itu juga dapat mengetahui dan memahami tingkah laku apa yang baik menurut teori-teori tertentu, sikap yang baik dengan kaidah-kaidah tertentu. Sehingga obyek dari etika adalah tingkah laku atau perbuatan manusia yang dilakukan secara sadar dan bebas. Sedangkan obyek formal dari etika adalah kebaikan dan keburukan atau bermoral dan tidak bermoral.

  1. Estetika

Estetika merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang keindahan. Obyek dari estetika adalah pengalaman dan keindahan. Dengan mempelajari ini diharapkan dapat membedakan antara estetika filsafati dan estetika ilmiah, berbagai teori keindahan, pengertian seni, penggolongan seni, nilai seni, aliran dalam snei, dan teori penciptaan seni.

  1. Metafisika

Metafisika merupakan cabang filsafat yang mempelajari tentang yang ada. Metafisika membicarakan sesuatu di sebalik yang nampak. Dengan belajar metafisika diharapkan orang akan mengenal Tuhannya, mengetahui berbagai macam aliran yang ada dalam metafisika. Persoalan dalam metafisika dibedakan menjadi tiga, yaitu persoalan ontologi, kosmologi, dan antropologi.

Masih banyak lagi hal-hal yang perlu diketahui tentang filsafat itu sendiri. Namun, karena keterbatasan kemampuan saya maka tulisan ini masih akan berlanjut pada pembahasan selanjutnya. Berilah komentar anda pada tulisan saya ini sekiranya dapat membangun pemahaman filsafat kita.

Referensi:

Surajiyo. 2007. Filsafat Ilmu & Perkembangannya di Indonesia. Jakarta:Bumi Aksara.

http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar