Rabu, Mei 13, 2009

Elegi Perbincangan Limas Tegak Segiempat

Oleh : Yuni Priastiwi 

Sisi Alas:

Wahai kalian, siapakah sebenarnya kalian? Mengapa kalian saling mengapit diriku. Seolah-olah kalian ingin melindungiku dari sesuatu yang jatuh dari atas.

Sisi tegak 1:

Wahai Alas. Sesungguhnya aku adalah sisi tegak 1. Bentuk badanku berupa segitiga. Aku memiliki 3 buah rusuk, yaitu 2 buah rusuk tegak dan satu buah rusuk alas. Dan rusuk alasku berimpit dengan dirimu, namun diriku tidaklah tegak lurus terhadap dirimu, sehingga akan terbentuk Titik Sudut lancip karena kita.

Sisi tegak 2:

Wahai Alas. Sesungguhnya aku adalah sisi tegak 2. Bentuk badanku berupa segitiga. Aku memiliki 3 buah rusuk, yaitu 2 buah rusuk tegak dan satu buah rusuk alas. Dan rusuk alasku berimpit dengan dirimu, namun diriku tidaklah tegak lurus terhadap dirimu, sehingga akan terbentuk Titik Sudut lancip karena kita.

Sisi tegak 3:

Wahai Alas. Sesungguhnya aku adalah sisi tegak 3. Bentuk badanku berupa segitiga. Aku memiliki 3 buah rusuk, yaitu 2 buah rusuk tegak dan satu buah rusuk alas. Dan rusuk alasku berimpit dengan dirimu, namun diriku tidaklah tegak lurus terhadap dirimu, sehingga akan terbentuk Titik Sudut lancip karena kita.

Sisi tegak 4:

Wahai Alas. Sesungguhnya aku adalah sisi tegak 3. Bentuk badanku berupa segitiga. Aku memiliki 3 buah rusuk, yaitu 2 buah rusuk tegak dan satu buah rusuk alas. Dan rusuk alasku berimpit dengan dirimu, namun diriku tidaklah tegak lurus terhadap dirimu, sehingga akan terbentuk Titik Sudut lancip karena kita.

Sisi alas:

Tunggu dulu. Kenapa kalian membuatku bingung? Kalian berempat berempat menjawab pertanyaanku dengan jawaban yang sama?

Sisi tegak 1, 2, 3, dan 4:

Wahai sisi alas. Itulah sebenar-benar diri kami. Kami merupakan sisi tegak  yang banyaknya kami mengikuti banyaknya rusuk yang engkau miliki. Sehingga kami dapat seluruh rusukmu mempunyai pasangannya.

Sisi alas:

Kalian benar. Aku mempunyai empat buah rusuk. Dan setiap rusukku ada kalian yang berdiri tegak di sana.

Titik Sudut 1:

Hai kalian. Apa yang sedang kalian perbincangkan ini? Mengapa kalian tidak mengajak kaumku untuk ikut berdialog dengan kalian?

Sisi alas:

Oh Titik Sudut 1, maafkan kami. Kami tidak tidak menyadari kehadiranmu.

Titik Sudut 2:

Alangkah sombongnya kalian ini! Aku dan teman-temanku selalu duduk diantara kalian berlima, tapi kalian tidak menyadari?

Sisi tegak 1:

Maafkan kami, wahai Titik Sudut. Sekarang silahkan kalian berbicara. Kami akan mendengarkan.

Titik Sudut 1:

Ketahuilah wahai para sisi. Aku adalah Titik Sudut 1. Aku duduk diantara sisi tegak 1 dan sisi alas. Sehingga aku merupakan hasil dari pertemuan sisi tegak 1 dan sisi alas. Kaumku ada empat, yaitu aku, Titik Sudut 2, Titik Sudut 3, dan Titik Sudut 4. Ukuranku tergantung seberapa dekat sisi tegak 1 dan sisi alas. Namun, ukuranku hanya berkisar diantara 0 dan 90 derajat saja.

Titik Sudut 2:

Wahai semuanya. Aku adalah Titik Sudut 2. Aku duduk diantara sisi tegak 2 dan sisi alas. Sehingga aku merupakan hasil dari pertemuan sisi tegak 2 dan sisi alas. Kaumku ada empat, yaitu aku, Titik Sudut 2, Titik Sudut 3, dan Titik Sudut 4. Ukuranku tergantung seberapa dekat sisi tegak 2 dan sisi alas. Namun, ukuranku hanya berkisar diantara 0 dan 90 derajat saja.

Titik Sudut 3:

Wahai para sisi. Aku adalah Titik Sudut 3. Aku duduk diantara sisi tegak 3 dan sisi alas. Sehingga aku merupakan hasil dari pertemuan sisi tegak 3 dan sisi alas. Kaumku ada empat, yaitu aku, Titik Sudut 2, Titik Sudut 3, dan Titik Sudut 4Ukuranku tergantung seberapa dekat sisi tegak 3 dan sisi alas. Namun, ukuranku hanya berkisar diantara 0 dan 90 derajat saja.

Titik Sudut 4:

Ketahuilah wahai para sisi. Aku adalah Titik Sudut 4. Aku duduk diantara sisi tegak 4 dan sisi alas. Sehingga aku merupakan hasil dari pertemuan sisi tegak 4 dan sisi alas. Kaumku ada empat, yaitu aku, Titik Sudut 2, Titik Sudut 3, dan Titik Sudut 4. Ukuranku tergantung seberapa dekat sisi tegak 4 dan sisi alas. Namun, ukuranku hanya berkisar diantara 0 dan 90 derajat saja.

Sisi alas, sisi tegak 1, 2, 3, dan 4:

Wahai kalian para titik sudut. Sesungguhnya kalian merupakan obyek dari kami. Sifat-sifat yang ada pada kami akan selalu menimpa diri kalian. Baik itu kalian suka ataupun tidak suka. Tapi itu sudah kodratnya. Maka kalian harus berlapang dada menerima kenyataan bahwa kalian adalah obyek kami.  

Titik sudut 1, 2, 3, dan 4:

Wahai kalian para sisi. Kami selalu menerima bahwa kami adalah obyek kalian. Tapi perlu kalian ketahui bahwa kalian juga merupakan obyek dari kami. Sifat-sifat yang ada pada kami akan selalu menimpa diri kalian. Baik itu kalian suka ataupun tidak suka. Tapi itu sudah kodratnya. Maka kalian harus berlapang dada menerima kenyataan bahwa kalian adalah obyek kami.  

Sisi alas, sisi tegak 1, 2, 3, dan 4:

Kalau begitu, bukankah kita merupakan subyek sekaligus obyek?

Titik sudut 1, 2, 3, dan 4:

Ya, kalian benar sekali.

Titik puncak:

Wahai kalian semua, senang sekali melihat kalian berbincang-bincang dari atas sini. Kalian semua adalah subyek sekaligus obyek dari diri kalian masing-masing. Kalian saling melengkapi satu sama lain. Tapi kalian belumlah lengkap tanpa aku.

Para sisi dan para titik sudut:

Wahai engkau yang berada di atas sana, siapakah engkau? 

Titik Puncak:

Aku adalah titik puncak. Aku berada paling tinggi di antara kalian semua. Aku merupakan hasil pertemuan dari keempat sisi tegak. Aku dapat melihat semua aktifitas kalian dari sini. Aku juga merupakan subjek dan obyek dari kalian.

Para sisi dan para titik sudut:

Kalau begitu, siapakah kita ini? Mengapa kita saling membutuhkan satu sama lain? 

Titik puncak:

Benar, siapakah kita ini?

Orang tua berambut putih:

Wahai kalian semua. Sebenar-benar diri kalian adalah bagaimana kalian memahami diri kalian sendiri. Kalian merupakan suatu satu kesatuan utuh yang tak dapat dipisahkan. Sebesar apapun bentuk tubuh kalian, kalian akan tetap menyatu. Karena kalian saling tergantung satu sama lain. Jika salah satu di antara kalian mengecil, maka semuanya akan ikut mengecil. Begitu juga jika kalian membesar.

Titik puncak:

Aku setuju. Dari sini, aku dapat melihat bahwa para sisi dan para titik sudut sangat kompak. Dan tentunya aku juga akan ikut kompak dengan mereka. Karena itu sudah kodratku. 

Orang tua berambut putih:

Kamu benar titik puncak. Dari kalian ini aku dapat membentuk sebuah bangun ruang bernama Limas. Itulah sebenar-benar kalian. Tidak hanya itu. Dari bangun ini menyimpan makna yang luar biasa. Wahai engkau sisi alas, engkau menggambarkan bagaimana manusia berinteraksi dengan sesama manusia. Sedangkan engkau sisi tegak,engkau menggambarkan bahwa semua tujuan dari manusia adalah menuju ke suatu titik, yaitu titik paling tinggi. Dan titik itu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Dia dapat melihat semua apa yang sedang kita lakukan dan kita pikirkan. Jadi, segeralah kalian bertobat dan memohon ampun kepada-Nya. Karena sesungguhnya, makhluk yang Ia sayangi adalah Makhluk yang selalu menyembah-Nya, memohon ampun kepada-Nya. Semoga Ia mengampuni semua kesalahan kita. Amien.