Jumat, Maret 06, 2009

Refleksi Perkuliahan Pendahuluan Filsafat

Dalam belajar filsafat, dibutuhkan beberapa sumber yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer yaitu jika kita memahami filsafat itu dari sesuatu hitam di atas putih. Sedangkan untuk sumber sekunder yaitu memahami dibalik apa yang tertulis, terucap dan difikirkan.

Ada 3 ruang lingkup filsafat, yaitu :

  1. Hakekat, hakekat tidak dapat didefinisikan secara pasti, karena dibalik hakekat ada hakekat lain, dibalik hakekat 1 ada hakekat 2, dibalik hakekat 2 ada hakekat 3 begitu seterusnya...

  2. Metode

  3. Manfaat.

Hal-hal di dunia ini yang terkadang diangkap hal yang sepele merupakan suatu objek terpenting dari filsafat itu sendiri. Dan sifat dari objek filsafat itu adalah intersif (dalam sedalam-dalamnya tiada tolak bandingnya) dan ekstensif (luas seluas-luasnya tiada tolak bandingnya).

Filsafat merupakan olah fikir manusia. Bagaimana manusia itu mampu mengolah akal dan fikirannya sehingga akan tertuang dalam suatu ide ataupun gagasan yang membangun.

Dalam belajar filsafat, terdapat 3 pilar yaitu:

  1. Ontologi
  2. epistomologi
  3. aksiologi.

Lupa yaitu dimana kita tidak sadar ruang dan waktu. Kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu merupakan suatu penyakit dalam filsafat. Bersifat sakit dalam filsafat adalah tidak sadar ruang dan waktu. Sakit dalam filsafat tergantung pada pendefinisian. Sakit berarti sedang diluar kebiasaan, sedangkan sehat adalah berani di luar kebiasaan. kedua hal ini tergantung bagaimana persepsi kita masing-masing. Filsafat dapat bersifat lembut yaitu dimana filsafat merupakan suatu kesadaran. Penyakit lain dalam filsafat yaitu accident yaitu jatuhnya suatu sifat ke sifat yang lain. sehingga di dalam filsafat, tegang sama sekali tidak diperbolehkan. Karena hal ini bisa mengakibatkan jatuhnya sifat ke sifat yang lain.

Terkadang kita sendiri sulit memahami ruang dan waktu. Karena dirimu adalah ruang, aku adalah ruang dan kita semua adalah ruang. Kita tidak akan tahu siapa diri kita tanpa kita tahu dimana kita berada. Dan kita juga tidak akan tahu diri kita kapan kita berada. Karena kita tidak pernah luput dari ruang dan waktu. Pernahkah kita tidak berada dalam suatu tempat? ataukah pernah kita tidak berada dalam suatu waktu? Ruang dan waktu tidak akan pernah lepas dari kita. Karena kita ada jika kita berada di suatu tempat dan di suatu waktu.

Sehingga aku tidak pernah tahu dirimu, tanpa tahu dimana kamu dan kapan bersamamu.

Keterbatasan adalah ilmuku dan hidupku. Karena sebagai manusia aku punya banyak keterbatasan. Keterbatasan untuk melihat, untuk melihat, untuk merasakan dan untuk sesuatu hal yang tidak aku ketahui. Namun aku tahu, aku ada karena aku berfikir.

Awal dari filsafat adalah bertanya karena dengan bertanya aku tahu apa yang sedang kamu fikirkan, Karen a bertanya aku tahu apa yang kamu maksudkan.

Filsafat adalah refleksi , tidak ada aturan tetapi kesadaran ruang dan waktu. Jika filsafat sudah berbicara maka tidak ada yang tidak ada hubungannya dengan dunia ini.

Hidup adalah menerjemahkan dan diterjemahkan. menerjemahkan berarti kita membaca dan mengerti apa yang kita lihat, apa yang kita dengar dan apa yang kita rasakan. Diterjemahkan berarti ikhlas. Aku tidak bisa memahami hidup jika aku tidak tahu apa yang sedang aku lakukan. Ketika aku sedang sholat maka hidupku adalah untuk sholat. Ketika aku sedangn belajar maka hidupku adalah untuk belajar. Ketika aku sedang bekerja, maka hidupku adalah untuk bekerja. Hidup mempunyai banyak pandangan dalam memahami hakekat hidup itu.

Sejauh-jauhnya mengembaranya fikiranmu, hendaknya dikendalikan oleh hatimu. Hal ini merupakan suatu isyarat bahwa dalam belajar filsafat, tidak hanya fikiran yang harus ditonjolkan, karena kita harus bisa tetap sadar ruang dan waktu, dan yang bisa mengendalikannya adalah hati, karena itu hati dan fikiran haruslah selalu bersama-sama, tidak dapat berjalan sendiri-sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar